Jika ditanya, apa isi sumpah
pemuda?. Mungkin sebagian dari kita masih belum mengetahuinya, atau memang
bahkan banyak yang tidak tahu dan acuh. Di Era yang serba digital ini, seremonial
seperti hari sumpah pemuda sepertinya mulai pudar maknanya. Namun, bukan itu
yang kita inginkan. Oleh sebab itu, kita wajib menilik kembali sebenarnya apa
sumpah pemuda itu, mengapa diadakan sumpah pemuda, dan bagaimana memaknai sumpah
pemuda di Era digital ini?.
gambar oleh : www.boyolalipos.com |
Sejarah sumpah pemuda
Sejak Portugis menginjakan
kakinya di bumi pertiwi tahun 1509, sejatinya sudah ada perlawanan dari rakyat
Indonesia. Hanya saja, karena bangsa Indonesia belum mengenal arti penting
persatuan, maka dengan mudah Portugis melumpuhkan perlawanan tersebut. Bahkan
kita sempat mengenal istilah “adu domba”, ini menandakan bahwa saat itu memang
belum ada persatuan diantara bangsa Indonesia.
Dibawah kependudukan Belanda,
bangsa Indonesia kembali mengalami kesengsaraan. Belanda menerapkan system tanam
paksa. Maka wajar jika rakyat Indonesia memberikan perlawanan. Namun lagi-lagi,
karena tidak ada persatuan perlawanan ini juga dapat ditepis. Namun, sejak
tahun 1901 Belanda mulai memperbolehkan pendidikan bagi orang kaya. Sejak itu
pula bangsa Indonesia mulai mengenal politik. Hingga pada akhirnya dibentuklah
sebuah gerakan nasional pertama, yakni Serikat Dagang Islam. Gerakan ini kemudian
melahirkan gerakan nasionalis berikutnya, yakni Budi Utomo.
Perkumpulan Budi Utomo, Gambar oleh : www.republika.co,id |
Meskipun pada awalnya gerakan
nasionalis tersebut juga bersifat kedaerahan, tapi ia mampu membangkitkan
semangat persatuan Indonesia. Singkat cerita, organisasi-organisasi tersebut
akhirnya mengadakan kongres atau pertemuan.
Dan pada Kongres Pemuda I, dihasilkan dasar-dasar pemikiran bersama
yakni :
- Kemerdekaan Indonesia merupakan Cita-cita bersama seluruh pemuda Indonesia.
- Seluruh organisasi kepemudaan bertujuan untuk menggalang persatuan.
Setelah Kongres Pemuda I, diadakan
lagi Kongres Pemuda II yang merupakan puncak kesadaran bangsa akan persatuan.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, lahirlah inti dari Sumpah Pemuda yakni :
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Perjuangan belum berakhir
Kita masih dihadapkan dengan satu
fakta bahwa perjuangan bangsa Indonesia belum lah berakhir. Jika dahulu para
pahlawan berjuang dengan berkorban harta dan nyawa. Saat ini kita bertugas
untuk menjaga apa yang telah diperjuangkan. Selain itu kita juga harus mengisi
kemerdekaan ini dengan hal yang positif.
Mengisi kemerdekaan di Era Digital
Bertumpah darah satu, tanah
air Indonesia. Indonesia adalah Negara kaya akan sumber daya alam.
Secara luas, Indonesia jelas-jelas lebih luas dari Singapura atau Australia.
Kekayaan alam Indonesia juga luar biasa besar. Lalu mengapa justru mereka yang
lebih kaya dan lebih maju?. Jawabanya adalah karena kita lebih bangga produk
luar negri ketimbang produk dalam negri. Coba kita lihat, ketika produk luar
negri masuk ke Indonesia. Maka semua orang bangga memakai merk tersebut karena
bergensi, padahal seandainya kita membeli produk Indonesia maka itu akan
memutar roda ekonomi lebih cepat.
Ambil contoh, produk smartphone.
Ketika disodori dua buah produk berharga sama, bisa dijamin merk luar negri
lebih mendapat lirikan ketimbang produk dalam negri. Memang harus diakui bahwa
merk luar negri memiliki standarisasi yang sangat maksimal. Padahal produk
dalam negri juga tidak kalah dan jika kita belajar dari China, mereka kaya
karena mereka bangga memakai produk smartphone mereka sendiri. Akibatnya, negara
tirai bambu tersebut kini produknya malah laris manis di Asia dan bersaing
dengan produk asal Korea.
Ponesl asal China, gambar oleh www.situsgadget.com |
Berbangsa satu, bangsa
Indonesia. Indonesia adalah Negara Kepulauan yang terdiri dari
berbagai suku dan budaya. Tercatat dalam sensus BPS tahun 2010, bangsa Indonesia
juga kaya akan keanekaragaman suku yang mencapai 1340 suku. Sepatutnya kita
bangga karena dengan etnik sebanyak itu, Indonesia mampu menjaga kerukunan.
Walau pun memang, pada tahun 2015, kita cukup dikejutkan dengan fakta bahwa
masyarakat Indonesia masih harus mempupuk kembali toleransi beragama. Alangkah
indahnya jika peristiwa semacam itu tidak terjadi.
Kita juga sempat tergelitik oleh
adanya pencampuran budaya luar dengan budaya dalam negri. Kita adalah bangsa
yang berbudaya dan wajib melestarikannya.
Berbahasa satu, bahasa
Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Teramat
banyak hingga tidak mungkin untuk seseorang menguasai semuanya. Namun untuk
mempersatukan bangsa, dibutuhkan satu bahasa yakni bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia termasuk bahasa sakti, karena setelah dijajah selama lebih dari 350
tahun, bangsa Indonesia tetap berbahasa Indonesia. Mari kita lihat tetangga
kita, mereka memakai bahasa penjajahnya sebagai bahasa bangsanya.
Fakta dilapangan menunjukan
bangsa Indonesia rupanya lebih cinta bahasa asing ketimbang bahasanya sendiri.
Andaikan kita mencontoh jepang yang tidak mau memakai bahasa inggris untuk
diaplikasikan ke perangkat elektronik mereka, maka bukan tidak mungkin kita
juga menjadi Negara maju seperti Jepang.
Hiragana, gambar oleh www.stata.com |
China juga merupakan Negara yang
menjaga bahasanya dengan memakai bahasa mandarin untuk perangkat elektronik
mereka. Sedang di Indonesia, perangkat elektronik seperti komputer dan gadget lainnya
kebanyakan masih menggunakan bahasa Internasional. Padahal bila bahasa di
komputer menjadi bahasa Indonesia maka akan lebih mudah bagi bangsa Indonesia
untuk mempelajari komputer.
Demikianlah, bila kita ingin
Indonesia berjaya diera yang semakin canggih ini, maka harus dimulai dengan gerakan
serentak mencintai tanah air Indonesia, menghormati dan menjaga budaya bangsa,
serta memakai bahasa persatuan bahasa Indonesia.
terbaik min, makasih sudah share ...
BalasHapushttp://cody.id/produk/blower/solder-uap-cody-909d-2/